Debat antara Syaikh Al-Buthi dan Syaikh Al-Albani

Di kutip dan di ringkas dari Kitab al-Lamadzhabiyyah Akhthar Bid’ah Tuhaddid al-Syari’at al-Islamiyyah.

Ada sebuah perdebatan yang menarik tentang ijtihad dan taqlid, antara Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, seorang ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah di Syria, bersama Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, seorang tokoh Salafi Wahabi dari Yordania.

Syaikh al-Buthi bertanya: “Bagaimana cara Anda memahami hukum-hukum Allah, apakah Anda mengambilnya secara langsung dari al-Qur’an dan Sunnah, atau melalui hasil ijtihad para imam-imam mujtahid?”

Al-Albani menjawab: “Aku membandingkan antara pendapat semua imam mujtahid serta dalil-dalil mereka lalu aku ambil yang paling dekat terhadap al-Qur’an dan Sunnah.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Seandainya Anda punya uang 5000 Lira. Uang itu Anda simpan selama enam bulan. Kemudian uang itu Anda belikan barang untuk diperdagangkan, maka sejak kapan barang itu Anda keluarkan zakatnya. Apakah setelah enam bulan berikutnya, atau menunggu setahun lagi?”

Al-Albani menjawab: “Maksud pertanyaannya, kamu menetapkan bahwa harta dagang itu ada zakatnya?”

Syaikh al-Buthi berkata: “Saya hanya bertanya. Yang saya inginkan, Anda menjawab dengan cara Anda sendiri. Di sini kami sediakan kitab-kitab tafsir, hadits dan fiqih, silahkan Anda telaah.”

Al-Albani menjawab: “Hai saudaraku, ini masalah agama. Bukan persoalan mudah yang bisa dijawab dengan seenaknya. Kami masih perlu mengkaji dan meneliti. Kami datang ke sini untuk membahas masalah lain”.

Mendengar jawaban tersebut, Syaikh al-Buthi beralih pada pertanyaan lain: “Baik kalau memang begitu. Sekarang saya bertanya, apakah setiap Muslim harus atau wajib membandingkan dan meneliti dalil-dalil para imam mujtahid, kemudian mengambil pendapat yang paling sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah?”

Al-Albani menjawab: “Ya.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Maksud jawaban Anda, semua orang memiliki kemampuan berijtihad seperti yang dimiliki oleh para imam Madzhab dalam Islam ? Bahkan kemampuan semua orang lebih sempurna dan melebihi kemampuan ijtihad para imam madzhab. Karena secara logika, seseorang yang mampu menghakimi pendapat-pendapat para imam madzhab dengan barometer al-Qur’an dan Sunnah, jelas ia lebih alim dari mereka.”

Al-Albani menjawab: “Sebenarnya manusia itu terbagi menjadi tiga, yaitu muqallid (orang yang taklid), muttabi’ (orang yang mengikuti) dan mujtahid. Orang yang mampu membandingkan madzhab-madzhab yang ada dan memilih yang lebih dekat pada al-Qur’an adalah muttabi’. Jadi muttabi’ itu derajat tengah, antara taklid dan ijtihad.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Apa kewajiban muqallid?”

al-Albani menjawab: “Ia wajib mengikuti para mujtahid yang bisa diikutinya.”

Syaikh al-Buthi bertanya; “Apakah ia berdosa kalau seumpama mengikuti seorang mujtahid saja dan tidak pernah berpindah ke mujtahid lain?” al-Albani menjawab: “Ya, ia berdosa dan haram hukumnya.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Apa dalil yang mengharamkannya?”

Al-Albani menjawab: “Dalilnya, ia mewajibkan pada dirinya, sesuatu yang tidak diwajibkan Allah padanya.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Dalam membaca al-Qur’an, Anda mengikuti qira’ah-nya siapa di antara qira’ah yang tujuh?”

Al-Albani menjawab: “Qira’ah Hafsh.”

Al-Buthi bertanya: “Apakah Anda hanya mengikuti qira’ah Hafsh saja? Atau setiap hari, Anda mengikuti qira’ah yang berbeda-beda?”

Al-Albani menjawab: “Tidak. Saya hanya mengikuti qira’ah Hafsh saja.”

Syaikh al-Buthi bertanya: “Mengapa Anda hanya mengikuti qira’ah Hafsh saja, padahal Allah subhanahu wa ta’ala tidak mewajibkan Anda mengikuti qira’ah Hafsh. Kewajiban Anda justru membaca al-Qur’an sesuai riwayat yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam secara mutawatir.”

Al-Albani menjawab: “Saya tidak sempat mempelajari qira’ah-qira’ah yang lain. Saya kesulitan membaca al-Qur’an dengan selain qira’ah Hafsh.”

Syaikh al-Buthi berkata: “Orang yang mempelajari fiqih madzhab al-Syafi’i, juga tidak sempat mempelajari madzhab-madzhab yang lain. Ia juga tidak mudah memahami hukum-hukum agamanya kecuali mempelajari fiqihnya Imam al-Syafi’i.Apabila Anda mengharuskannya mengetahui semua ijtihad para imam, maka Anda sendiri harus pula mempelajari semua qira’ah, sehingga Anda membaca al-Qur’an dengan semua qira’ah itu. Kalau Anda beralasan tidak mampu melakukannya, maka Anda harus menerima alasan ketidakmampuan muqallid dalam masalah ini. Bagaimanapun, kami sekarang bertanya kepada Anda, dari mana Anda berpendapat bahwa seorang muqallid harus berpindah-pindah dari satu madzhab ke madzhab lain, padahal Allah tidak mewajibkannya. Maksudnya sebagaimana ia tidak wajib menetap pada satu madzhab saja, ia juga tidak wajib berpindah-pindah terus dari satu madzhab ke madzhab lain?”

Al-Albani menjawab: “Sebenarnya yang diharamkan bagi muqallid itu menetapi satu madzhab dengan keyakinan bahwa Allah memerintahkan demikian.”

Syaikh al-Buthi berkata: “Jawaban Anda ini persoalan lain. Dan memang benar demikian. Akan tetapi, pertanyaan saya, apakah seorang muqallid itu berdosa jika menetapi satu mujtahid saja, padahal ia tahu bahwa Allah tidak mewajibkan demikian?”

Al-Albani menjawab: “Tidak berdosa.”

Syaikh al-Buthi berkata: “Tetapi isi buku yang Anda ajarkan, berbeda dengan yang Anda katakan. Dalam buku tersebut disebutkan, menetapi satu madzhab saja itu hukumnya haram. Bahkan dalam bagian lain buku tersebut, orang yang menetapi satu madzhab saja itu dihukumi kafir.” Menjawab pertanyaan tersebut, al-Albani kebingungan menjawabnya.

Demikianlah dialog panjang antara Syaikh al-Buthi dengan Muhaddits Abad Milenium al-Albani, yang didokumentasikan dalam kitab beliau al-Lamadzhabiyyah Akhthar Bid’ah Tuhaddid al-Syari’at al-Islamiyyah.

Dialog tersebut menggambarkan, bahwa kaum Wahhabi melarang umat Islam mengikuti madzhab tertentu dalam bidang fiqih.

Tetapi ajakan tersebut, sebenarnya upaya licik mereka agar umat Islam mengikuti madzhab yang mereka buat sendiri.

Tentu saja mengikuti madzhab para ulama salaf, lebih menenteramkan bagi kaum Muslimin. Keilmuan, ketulusan dan keshalehan ulama salaf jelas diyakini melebihi orang-orang sesudah mereka.

Wallohu a'lam.Semoga bermanfaat, insya Allah, aamiin ^_^

http://warkopmbahlalar.com/dialog-al-albani-vs-al-buthi/

http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/349784055046633/

KASYIFATUS AS-SAJA (6)

lanjutan kasyifatu as-Saja >> Bismillahirrohmanirrohim.. Allahumma Solli 'ala Sayyidina Muhammad wa alihi wasohbihi wasallim

**وفى خبر ابن ماجه عن عاءشة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا رأى ما يجب قال الحمدلله الذى بنعمته تتم الصالحات واذا رأر مايكره قال الحمدلله على كل حال رب أعوذبك من حال أهل النار (وبه) لا بغيره (نستعين) اى نطلب المعونة فتقديم الجار والمجرور لافاءدة الاختصاص (على أمور الدنيا والدين) يطلق الدين لغة على معان كثيرة منها الطاعة والعبادة والجزاء والحساب وشرعا على ماشرعه الله على لسان نبيه من الاحكام وسمى دينا لانناندين له أى نعتقد وننقاد ويسمى أيضا ملة من حيث ان الملك يمليه أى يلقيه من على الرسول وهو يمليه علينا ويسمى ايضا شرعا وشريعة من حيث ان الله شرعه لنا أى بينه لنا على لسان النبى صلى اله عليه وسلم (وصلى الله) أى زاده الله عطفا وتعظيما (وسلم) أى زاده الله تحية عظمى بلغت الدرجة القصوى

Terjemah Kajian :

وفى خبر ابن ماجه عن عاءشة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا رأى ما يجب قال الحمدلله الذى بنعمته تتم الصالحات

Dan di dalam khobar (Hadits) Ibnu Majah dari Sayyidatu 'Aisyah Rhodiyallohu 'Anha Ia berkata :
Dulu ada siapa Rosululloh Shollallohu 'Alayhi Wa Sallam apabila Ia melihat sesuatu yang paling Ia senangi (cinta) maka Ia berkata (bersabda) : ALHAMDULILLAH ALLADZII BINI'MATIHI TATIMMUS SHOOLIHAAT, artinya Adapun segala puji milik Alloh yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna amal kebaikan).

واذا رأر مايكره قال الحمدلله على كل حال رب أعوذبك من حال أهل النار

Dan apabila Ia melihat sesuatu yang Ia tidak sukai (Bencinya) Maka Ia Berkata (Bersabda) :
ALHAMDULILLAH 'ALAA KULLI HAALIN, ROBBI INNI 'AUDZUBIKA MIN AHLIN NAARI
Artinya Ia Berkata (Bersabda) : Adapun segala puji milik Alloh atas setiap keadaan apapun, Wahai Tuhanku sesungguhnya Aku berlindung kepada ENGKAU dari pada keadaan Ahli Neraka.

(وبه) لا بغيره (نستعين) اى نطلب المعونة فتقديم الجار والمجرور لافاءدة الاختصاص

Dan kepada-Nya (Alloh) tidak dengan selain-Nya kami memohon pertolongan jelasnya adalah Kami menuntut (Memohon) akan pertolongan. Adapun pada lafadz (Bihi) Maka itu didahulukan jar majrur (dalam istilah ilmu nahwu kemasukan huruf khofad bil Baa') karena untuk makna menentukan.

Jelasnya menjadi begini : Hanya kepada-Nya (ALLOH) Tidak kepada slain-Nya kami memohon pertolongan atas sgala perkara dunia dan agama.
Jadi makna (mau'wnah/pertolongan) ini sudah dimaklum artinya kita hanya memohon pertolongan kepada Alloh Ta'aala.

(على أمور الدنيا والدين) يطلق الدين لغة على معان كثيرة منها الطاعة والعبادة والجزاء والحساب وشرعا على ماشرعه الله على لسان نبيه من الاحكام وسمى دينا لانناندين له أى نعتقد وننقاد

lafadz ma'na 'alaa umuriddun_ya waddin itu dimutlakan diiyn (agama) secara/menurut bahasa adalah beberapa makna yang banyak diantaranya (makna yang bnyak) itu adalah makna ta'at dan ibadah dan pembalasan dan hisab (perhitungan amal di akhirat) dan Addii menuru Syara' adalah ditunjukan atas sesuatu (hukum2) yang telah mensyariatkannya ALLOH atas lisan Nabi-Nya dari Hukum2 dan dinamakan ini adalah Diiyn (agama) artinya karena bahwasanya kita mematuhi baginya jelasnya adalah kita semua beritiqod (meyakini) dan mematuhi. 

ويسمى أيضا ملة من حيث ان الملك يمليه أى يلقيه من على الرسول وهو يمليه علينا

Dan dinamakan juga (agama) akan MILLAH dari segi/jalan sesungguhnya Malaikat Jibril mendiktekannya (imla) kepada Rosul dan Rosul mendiktekannya (mengajarkannya) kepada kita.

ويسمى ايضا شرعا وشريعة من حيث ان الله شرعه لنا أى بينه لنا على لسان النبى صلى اله عليه وسلم

Dinamai pula (agama) itu adalah SYARA' Dan SYARIY'AH dari segi/jalan, Sesungguhnya Alloh telah mensyariatkan kepada kami jelasnya yaitu menjelaskan kepada Kami atas lisan Nabi Shollalloh 'Alayhi Wa Sallam.

Penjelasan :

Nah jika kita lihat dan teliti semuanya tentang pengertian AGAMA itu ada 3 sebutan:
-ADDIIN
-ALMILLAH
-ASSYARI'AH

Lalu tidak ada kata AGAMA..???

Munasabahnya begini : kata2 AGAMA bisa disebut juga IGAMA dan UGAMA melihat pemakaian Ini adalah jika kita difinisikan dengan bahasa Indonesia atau melayu maka tidak akan ketemu jawabannya seperti Huruf A Dan GAMA Atau dari kata dasar AGAM.

Untuk lebih jelasnya Kata AGAMA Ini diambil dari kata AQOMA yang biasa dengan dialek (bahasa) YAMAN HADROMAUT Seperti biasanya kita tidak asing ditelinga kita HABIB ASSAGAF dan HABIB BAGIR asalnya HABIB ASSAQOF dan BAQIR dll contohnya.
Jadi jika kita tarik pada kata IGAMA Maka itu diambil dari bentuk MASDAR dari Wazan A'FALA
tasrifnya :

AQOMA YUQIMU IQOMATAN Atau AGAMA YUGIMU IGAMATAN ini dalam ilmu shorof hehee...

Sedangkan untuk kata UGAMA maka diambil dari lughot orang awam yang menybutnya kasroh dibaca dengan dummah sebgaimana hal tersebut bnyak didengar orang2 awam berkebangsaan Arab.

Tambahan :
ADDIN, ASSYARIAH DAN ALMILLAH Ketiga nama ini adalah Satu pada Dzatnya walaupun berlainan i'tibarnya.
  Untuk lebih mudahnya :

Agama dipandang dari sudut Wajib ditaati dan dipatuhi disebut ADDIN.
Agama dipandang dari sudut jalan2 yang wajib ditempuh yang dinyatakan oleh ALLOH kepada para hamba-Nya disebut ASSYARIAH.
Sedangkan Agama itu adalah suatu peraturan/ undang2 yang dikumpulkan maka disebut ALMILLAH.

ALMILLAH ini diambil menurut lugot Ahli Hijaz dan Bani As'ad dari AMLALTU yang semakna dengan lughot Bani Tamim dan Qosis AMALAITU.
Inilah yang membuat berbeda pendapat definisi Agama karena begitu banyak didefinisikan menurut lughotnya suatu qoum. Begitu pula juga didalam kitab Al-ITQON karya Syekh Al'alamah Al-Mufassir JALALUDDIN ASSUYUTHI RA hal 67 cetakan Darul fikr, tentang berbeda-bedanya cara bacaan dalam ALQUR'AN Yaitu dari 7 lugot atau Ahruf :
-Lugoh Qurais
-Lugoh Huzail
-Lugoh Tamim
-Lugoh Al-Azdi
-Lugoh Robi'ah
-Lugoh Hawazin
-Lugoh Sa'ad bin Bakrin.

Untuk lebih jelasnya ta'rif Agama ini liat aja di kitab Assayidul Jurjani dalam ATTA'RIFATNYA.

(وصلى الله) أى زاده الله عطفا وتعظيما (وسلم) أى زاده الله تحية عظمى بلغت الدرجة القصوى

semoga Melimpahkan Rahmat siapa Alloh jelasnya menambahkannya Alloh karena kelembutan dan penghormatannya kepada Nabi. Dan semoga memberikan salam jelasnya menambahkannya Alloh sebagai penghormatan yang besar yang menyampaikan ke derajat (kedudukan) yang jauh sempurna.

------------------------------------------------------------------

Pertanyaan :

Nasta'iin : nadlubu al-ma'unah., pengertian ma'unah itu bagaimana ustad, apa mudlak pertolongan atau bagaimana,,? (Ridhal Maula)

Jawab :

ini hanya menurut ana, ringkasnya menurut bahasa MAUNAH adalah pertolongan dan hakikat mutlaq buat kita untuk meminta tolong hanya pada Allah dan yang akan memberi pertolongan itu juga hanya Allah seperti di dalam surah al-fatiha "IYYAKANA'BUDU WAIYYAKA NASTA'IN hanya pada-Mu kami sembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.. adapun MA'UNAH yang Allah akan berikan pada manusia sesuai dengan hadis Nabi: "Sesungguhnya ALLAH akan menurunkan MA'UNAH (pertolongan) seukuran saat yang ditentukan dan akan menurunkan kesabaran seukuran bala (ujian-Nya) (HR. Ibnu 'Adi dari Abu Hurairoh)
(Ibnu Samsudin Bin Elyas)

Wa In Kaanal Amru min 'Awaamil Muslimin Takhlison lahum Minal Muhni Wal Makaarihi Fa Huwa Ma'uwnah.

Artinya :
Jika ada perkara (luar biasa) dari orang2 awam yang muslim itu selamat bagi mereka dari bencana dan perkara yg dbencinya Maka itulah yang disbut Ma'uwnah (Pertolongan Alloh)
  lihat kitab Bahjatul Wasail Hal 7 baris ke 19 s/d 20 dari atas kitab karangan Syekh Muhammad Nawawi dan Sayyid Ahmad Zain Alhabsy Rohmatalloh 'Alayhima. ^_^


Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 13 April 2012


http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/395415700483468/

KASYYIFATUS AS-SAJA (5)

قال النواوى رحمة الله تعالى يستحب الحمد فى ابتداء الكتب المصنفة وكذا فى ابتداء دروس المدرسين وقراءة الطالبين بين يدى العلمين سواء قرأ حديثا أو فقها أو غيرهما وأحسن العبارات فى ذلك الحمدلله رب العالمين وقال بعض الشافعية أفضل المحامد أن يقال الحمدلله حمدا يوافى نعمه ويكافىء مزيده وقيل أفضل المحامد أن يقال الحمد بجميع مهامده كلها ماعلمت منها ومالم أعلم زاد بعضهم عدد خلقه كلهم ماعلمت منهم ومالم أعلم*


Terjemah kajian :

قال النواوى رحمة الله تعالى يستحب الحمد فى ابتداء الكتب المصنفة

Telah berkata Imam Nawawi Rohimahulloh :
Disunnahkan Alhamdu (Maksudnya membaca dan memuji Alloh Ta'aala) pada setiap permulaan kitab2 yang dikarang.

وكذا فى ابتداء دروس المدرسين وقراءة الطالبين بين يدى العلمين

Dan Begitu juga memuji Alloh Ta'aala pada permulaan pelajaran2 Guru/Ustadz yang mengajarkannya dan Membaca para tholibil 'ilmi/murid2 dihadapan antara orang2 yang mengajarkannya.

سواء قرأ حديثا أو فقها أو غيرهما

sama saja Ia membaca akan Hadits dan Ilmu fiqh atau selain dari keduanya yaitu seperti Ilmu Tauhid, Nahwu, shorof, Balaghoh, Mantiq, Arudh, Tafsir, Tasawwuf dan lain2nya disunahkan pada setiap permulaanya membaca dan memuji Alloh.

وأحسن العبارات فى ذلك الحمدلله رب العالمين

Dan adapun paling bagusnya ibarat/ungkapan/perumpamaan di dalam demikian itu memuji Alloh yaitu dengan membaca dan memuji "Alhamdulillahi Robbil'aalamiin"

وقال بعض الشافعية أفضل المحامد أن يقال الحمدلله حمدا يوافى نعمه ويكافىء مزيده

Dan pernah berkata sebagian para ulama yang bermazhab Syafi'iyyah : Adapun paling afdholnya puji2an itu bahwasanya dikatakan adalah :
"Alhamdulillah Hamdan Yuwaafi Ni'mahu Wa Yukaafi_u Mazidah"
artinya : Segala puji hanyalah milik Alloh sebnar-bnarnya pujian yang menyempurnakan kenikmatan-Nya dan Membandingi pertambahan-Nya.

وقيل أفضل المحامد أن يقال الحمد بجميع مهامده كلها ماعلمت منها ومالم أعلم

Dan dikatakan paling Afdholnya puji2an adalah ia mengatakan :
Alhamdulillah Bi Jami'i Mahaamidihi kulliha Maa 'alimtu Minha Wa Maa Lam 'Alam (Adapun segala puja puji itu milik Alloh dengan seluruh puji2an-Nya semuanya sesuatu yang aku ketahui darinya (puji2an) dan yang tidak aku ketahui.

زاد بعضهم عدد خلقه كلهم ماعلمت منهم ومالم أعلم*

Menambahkan sebgian mereka (para ulama) dengan lafadz yang diatas akan :
'Adada Kholqihi Kullihim Maa 'Alimtu Minhum Wa Maa Lam 'alam"


jadi lengkapnya menjadi :

Alhamdulillah Bi Jami'i Mahaamidihi Kulliha Maa 'Alimtu Minha Wa Maa lam 'alam 'Adada kholqihi Kullihim Maa 'Alimtu Minhum Wa Maa lam 'alam

artinya :
Segala puji milik Alloh dengan seluruh puji2annya semuanya sesuatu yang aku ketahui dari puji2an dan sesuatu yang tidak aku ketahui, sebilangan makhluk-Nya semuanya (dari makhluk yang memuji) sesuatu yang aku ketahui dari mereka (makhluk) dan sesuatu yang tidak aku ketahui.


Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 11 April 2012


 http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/395413173817054/

KASYIFATUS AS-SAJA (4)

**وقال البراوى هو علة معروفة فهو من باب التشبيه البليغ ومعنى الحديث كل شئٍ له شرف وعظمة أو كل شئ يطلب أو يباح أو كل شئ له قلب أى يملك قلب لا يبدأ بسبب ذلك الشئ ببسم الله الرحمن الرحيم فهو كالحيوان المقطوع الذنب أو كمن قطعت يداه أو كمن ذهبت أنا مله كمن به جذام فى نقصه وعيبه شرعا وان تم حسا* واختلف فى البسملة هل هى آية من الفاتحة ومن كل سورة فعند مالك أنها ليست آية من الفاتحة ولا من كل سورة وعند عبدالله بن المبارك أنها أية من كل سورة وعند الشفعى أنها آية من الفاتحة وتردد فى غيرها ولم يختلفوا فيها فى النمل فى عدها من القرآن*
ومن خواصها اذا تلاها شخص عند النوم احدى وعشرين مرة أمن تلك اللية من الشيطان وأمن بيته من السرقة وأمن من موت الفجاة وغير ذلك من البلايا أفاده الصاوى (الحمد) أى الثناء بالكلام عل الجميل الاختيارى مع جهة التبخيل والتعظيم سواء كان فى مقابلة نعمة أم لا مستحق (لله) وهذا هو الحمد اللغوى الذى طلبت البداءة به وأما الحمد الاصطلاحى فلا يطلب البداءة به وهو فعل يدل على تعظيم المنعم من حيث كونه منعما على الحامد أو غيره سواء كان ذلك قولا باللسان أو اعتقادا باالجنان أو عملا بالاركان التى هى الاعضاء (رب) لما افتتاحا حقيقيا افتتح بالحمدلة افتتاحا اضافيا جمعا بين حديثى البسملة والحمدلة واقتداء بالكتاب أيضا***وعملا بحديث ابن ماجه كل أمر ذى بال لايبدأ فيه بالحمدلله فهو أجزم وفى رواية فهو أقطع* وفى رواية فهو ابتر والمعنى على كل مقطوع البركة وناقصها وقليلها


Terjemah kajian :

وقال البراوى هو علة معروفة فهو من باب التشبيه البليغ

Telah Berkata Syekh Al-Barowi Dan adapun hadis pada lafadz Ajzamu (Sakit kusta) itu adalah suatu penyakit yang diketahui maka lafadz itu dari bab Tasybih dalam Ilmu Balaghoh.

Sedikit ane bawain tentang ilmu balaghoh tentang Tasybih :

Tasybihuna Dalaatun 'Alaa Isytiroki Amroyni Fi Mana Bi alaatin ataak. Arkaanuhu Arba'atun Wajhun Adaah Wa Thorofaahu Fattabi' Sublan Najaah

Artinya : Adapun Tasybih kami itu menunjukan atas bersekutu kepada 2 perkara (Yaitu Musyabbah dan Musyyabbah Bih) pada makna (wajhu syibbih) dengan Alat Syibbih.
Adapun rukun Tasybih itu ada 4 macam :
-Wajhu syibbih
-Alat Tasybih
-Musyabbah
-Musyabbah Bih
(Jelasnya yang dimaksud 2 thorof/ujung yaitu Musyabbah dan Musyabbah bih)

Contoh :
SHOLIHUN KAL ASADI (adapun Kang sholihin itu seperti singa)

Lafadz kang sholihin disebut Musyabbah.
Dan Lafadz asad dsbut Musyabbah bih.
Dan lafadz Huruf Kaf pada kal asadi itu disebut Alat Tasybih.
Dan arti maknanya disebut Wajhu Syibbih yaitu Asyajaa'ah artinya Berani/galak hehee...
Jadi kesimpulan pada kalimat sebelumnya di dalam hadist tersebut ada lafadz ABTARU AW AQTHO'U AW AJDZAMU termasuk dalam bab sifat Tasybih dengan i'tibar bilangan 2 thorof yang terbagi kepada Tasybih Malfuf, Tasybih Mafruq, Tasbih Taswiyah dan Jamak.

Jadi liat aja lagi dikitabnya tentang ilmu balaghoh atau belajar ilmu balaghoh dan nahwunya hehee...afwan.

ومعنى الحديث كل شئٍ له شرف وعظمة أو كل شئ يطلب أو يباح أو كل شئ له قلب أى يملك قلب لا يبدأ بسبب ذلك الشئ ببسم الله الرحمن الرحيم فهو كالحيوان المقطوع الذنب أو كمن قطعت يداه أو كمن ذهبت أنا مله كمن به جذام فى نقصه وعيبه شرعا وان تم حسا*

Adapun makna hadits itu adalah setiap sesuatu yang ada baginya kemuliaan dan kebesaran atau sesuatu yang dituntut atau dibolehkan atau setiap sesuatu ada baginya itu hatinya menguasai, Jadi perkara yang tidak dimulai dengan sebab perkara itu. Jelasnya tidak dimulai membaca Bismillahir Rohmanir Rohiim maka seperti hewan yg terputus ekornya atau seperti orang yang dipotong tangannya atau ujung2 jarinya atau seperti orang yang terkena pnyakit kusta dalm kekurangan dan mempunyai aib menurut syariat dan sekalipun telah sempurna panca indaranya.

واختلف فى البسملة هل هى آية من الفاتحة ومن كل سورة فعند مالك أنها ليست آية من الفاتحة ولا من كل سورة وعند عبدالله بن المبارك أنها أية من كل سورة وعند الشفعى أنها آية من الفاتحة وتردد فى غيرها ولم يختلفوا فيها فى النمل فى عدها من القرآن*

Dan berbeda pendapat para ulama apakah di dalam lafadz Basmalah itu adalah suatu ayat bagian dari surat Alfatihah, Maka berpendapat Imam Malik bahwasanya Basmalah itu bukanlah termasuk ayat dari surat Alfatihah dan juga bukanlah ayat dari tiap2 surat. Dan berpndapat Imam Abdulloh Bin Mubarok itu adalah bagian ayat dari setiap surat dan Imam Syafi'i itu sebagai bagian ayat dari surat Alfatiha dan meragukan pada selainnya. Dan tidak ada perbedaan mereka pada surat annaml pada menghitung htung basmalah bagian dari alqur'an...

 ومن خواصها اذا تلاها شخص عند النوم احدى وعشرين مرة أمن تلك اللية من الشيطان وأمن بيته من السرقة وأمن من موت الفجاة وغير ذلك من البلايا أفاده الصاوى

Dan diantara kekhususan lafadz basmalah itu adalah apabila seseorang membacanya ketika mau tidur sebanyak 11 X, Maka diberikan keamanan pada malam itu dari setan dan diamankan dari pencuri dan diamankan dari mati faj_ah (kaget) dan selain dmikian dari malapetaka telah membri faidah oleh Ahmad Asshowi (Jangan lupa diamalkan yah teman2.. hehe..)

(الحمد) أى الثناء بالكلام عل الجميل الاختيارى مع جهة التبخيل والتعظيم سواء كان فى مقابلة نعمة أم لا مستحق (لله) 

(ALHAMDU) artinya Pujian dngan perkataan atas kbaikan yang bangsa ikhtiyar disertai dengan cara memuliakan dan mengagungkan sama saja keadaan itu di dalam mengimbangi suatu nikmat atau tidak itu yang berhak hanya untuk Alloh.

Sedikit tambahan dalam kitab Rowaa'iul Bayan Tafsiru Ayatil ahkam minal Qur'an karya Syekh Al-Alamah Muhammad Ali Ashobuwni hal 21 tentang lafadz ALHAMDU.

Berkata Alqurthubi : Adapun lafadz ALHAMDU di dalam kalam arab maknanya adalah pujian yang sempurna, Dan adapun huruf alif dan lam pada lafadz ALHAMDU Itu untuk Li istighroqil jinsi (penghabisan jenis) maksudnya jenis apapun itu pujian itu hanyalah Milik Alloh Ta'aala yang berhak dipuji dengan keseluruhannya. Adapun pujian itu mutlak dan Pujian itu lawanan dari celaan yaitu lebih merata daripada Syukur.
Karena bahwasanya syukur itu adalah membandingi kenikmatan dengan perbedaan Alhamdu (Pujian)

contoh kau katakan : Hamidtu Arrojula 'alaa syajaa'atihi dan atas 'ilmih (aku memuji akan seseorang lelaki atas keberaniannya dan atas ilmunya)
Syakartuhu 'alaa ihsaanih wal hamdu yakuwnu billisaan.
( aku mensyukuri atas kebaikannya)
dan adapun pujian itu dengan lisan dan syukur itu dengan hati dan lisan dan seluruh anggota badan.

  وهذا هو الحمد اللغوى الذى طلبت البداءة به وأما الحمد الاصطلاحى فلا يطلب البداءة به وهو فعل يدل على تعظيم المنعم من حيث كونه منعما على الحامد أو غيره سواء كان ذلك قولا باللسان أو اعتقادا باالجنان أو عملا بالاركان التى هى الاعضاء (رب)

Adapun ini itu adalah ALHAMDU (Yaitu Pujian) secara bahasa adalah yang dituntut pada permulaan dengannya setiap sesuatu.
Dan ALHAMDU (Pujian) secara istilah adalah Maka tidak dituntut memulai dengannya sesuatu, Dan adapun Ia (pujian secara istilah) adalah Perbuatan yang menunjukan atas keagungan Dzat yang memberikan kenikmatan dari segi keadaannnya adalah yang memberi kenikmatan atas yang memuji atau lainnya. Sama saja keadaan yang demikian (Yang memuji) itu melalui perkataan dengan lisan atau Itiqod (keyaqinan) dengan melalui hati atau perbuatan dengan anggota tubuh. (Bil arkaan allati hiyal 'adhoo_u)
Memujinya kepada Tuhan yang mengatur segala alam.

لما افتتاحا حقيقيا افتتح بالحمدلة افتتاحا اضافيا جمعا بين حديثى البسملة والحمدلة
واقتداء بالكتاب أيضا***وعملا بحديث ابن ماجه كل أمر ذى بال لايبدأ فيه بالحمدلله فهو أجزم وفى رواية فهو أقطع* وفى رواية فهو ابتر والمعنى على كل مقطوع البركة وناقصها وقليلها

Tatkala membuka mushonif kitabnya dengan basmalah dengan pembukaan yang haqiqi maka membukanya mushonif (pengarang) dengn HAMDALAH dengan pembukaan lagi menyandarkan akan smuanya antara 2 hadist yaitu tentang Basmalah dan hamdalah dan karena mengikuti juga dengan kitab (Alqur'an) dan mengamalkan hadist dari Ibnu Majah : Kullu Amrin dzi baalin Laa Yubda_u Fiyhi Bil Hamdalah fahuwa Ajdzamu artinya :
Adapun stiap perkara yang mempunyai kemuliaan/bagus maka tidak dimulainya dengan Pujian (kepada Alloh) maka Ia Ajdzam dalam riwayat lain Aqtho'u dalam riwayat lain Abtaru artinya :
Dan adapun maknanya adalah atas setiap yang diputuskan keberkahannya dan kurang dan sedikit keberkahannya.


Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 8 April 2012

http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/395411900483848/

KASYIFATUS AS-SAJA (3)

**وفى رواية اذا كتبتم كتابا فاكتبوا فى أوله بسم الله الرحمن الرحيم واذا كتبتموها فقرؤوها وروى عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال تخلقوا باخلاق الله ولا شك ان عادته تعالى فى ابتداء كل سورة الاتيان بالبسملة سوى براءة فنحن مأمرون به وعملا بحديث أبى داود وغيره كل أمر ذى بال لايبدأ فيه بسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر أو أقتع أو أجزم والبل الشرف والعظمة أو الحال والشان الذى يهتم به شرعا ومعنى الاهتمام به طلبه أو اباحته بان لايكون مهرما لذاته ولامكروها لذاته لكن لاتطلب البسملة على محقرات الامور ككنس زبل ولاتطلب للذكر المحض كالتهليل وقال الشيخ عميرة والبال أيضا القلب كأن الامر لشرفه وعظمه ملك قلب صاحبه لاشتغاله به وفى قوله فيه للسببية على قياس قوله صلى الله عليه وسلم دخلت امرأة النار فى هرة أى بسببها حبستها وهى امرأة من بنى اسراءيل والابتر مقطوع الذنب والاقطع من قطعت يداه أو احدا هما والاجزم بالذل المعجمة المقطوع اليد وقيل الذاهب الانامل*


Terjemah kajian :

 وفى رواية اذا كتبتم كتابا فاكتبوا فى أوله بسم الله الرحمن الرحيم واذا كتبتموها فقرؤوها وروى عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال تخلقوا باخلاق الله ولا شك ان عادته تعالى فى ابتداء كل سورة الاتيان بالبسملة سوى براءة

Dalam riwayat yang lain Apabila Kamu sekalian menulis akan Kitab Maka Tulislah di dalamnya dengan Bismillahir Rohmanirrohiim, Dan Apabila kalian menulis akan Bismillah Maka Bacalah Akan Bismillah. Dan Dalam Riwayat lain dari Nabi SAW Bahsanya keadaan Nabi SAW itu bersabda : Berakhlaqlah kamu sekalian dengan akhlaqnya ALLOH dan janganlah Ragu sesungguhnya kebiasaan ALLOH TA"AALA di setiap awal permulaan surat itu mendatangkan BASMALAH kcuali di dalam Surat Baroah (attaubah.

Sekedar Tambahan antara penulisan Lafadz BISMIKA DAN BISMILLAH terjadi perbedaan Huruf alifnya lenyap/hilang jadi : Ini maknanya sangat dalam. Huruf Alif melambangkan Allah. Sedangkan Ba melambangkan seluruh jagad mahluk/ciptaan. ...Tersembunyi Alif dalam Ba diawal basmalah menunjukkan hakikat illahiah yang berada dibalik setiap ciptaan. Secara gampangnya, huruf Ba di awal basmalah adalah tajalli dari Alif yang tersembunyi di dalamnya. Dan Alif ini dapat dikenali dari pemanjangan penulisan huruf Ba pada awal basmalah.

Namun demikian, untuk menjaga rahasia eksistensi illahiah ini, dalam sebuah hadits (yang ditujukan bagi orang2 awam) Rasulullah SAW bersabda bahwa huruf Alif dalam basmalah telah hilang dicuri setan.

Kesimpulannya, ada perbedaan makna yang SANGAT BESAR antara kata Bismi dalam stiap surah. Bismi dalam basmalah berisi kandungan seluruh isi Al Quran. Dan juga dalam penulisan hotnya juga berbeda jadi Lafadz BISMILLAHnya pada Huruf BAnya di panjangkan (tegakan) lebih tinggi tidak sama pada lafadz BISMIKA Wallohu'alam...

فنحن مأمرون به وعملا بحديث أبى داود وغيره كل أمر ذى بال لايبدأ فيه بسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر أو أقتع أو أجزم والبل الشرف والعظمة أو الحال والشان الذى يهتم به شرعا

Maka Adapun Kita diperintahkan dengannya dan karena mengamalkan dengan hadist Abu Daud Dan Selainnya. Adapun setiap perkara yang mempunyai kemuliaan yang tidak dimulai padanya dengan Lafadz BISMILLAHIRROHMANIR ROHIIM Maka Perkara itu seperti hewan terputus ekornya atau terputus tangannya atau Sakit kusta (mudahnya artinya ada cacat)
Dan adapun Arti Lafadz Albaalu itu adalah Kemuliaan dan Keagungan atau keadaan dan urusan yang dianggap penting dngnnya menurut syari'at (agama).

ومعنى الاهتمام به طلبه أو اباحته بان لايكون مهرما لذاته ولامكروها لذاته لكن لاتطلب البسملة على محقرات الامور ككنس زبلولاتطلب للذكر المحض كالتهليل 

Adapun makna lafadz IHTIMAAM (Yang dianggap penting) dengannya itu adalah menuntutnya (perintah syaritat) atau membolehkannya (syariat) dengan bahwasanya tidak ada yang diharamkan kepada zatnya dan kemakruhan kepada zatnya. Akan tetapi tidaklah menuntut membaca basmalah atas perkara2 yang dianggap hina (ringan) seperti kansi zabalin yaitu menyapu sampah.
Dan tidaklah diperintahkan (membaca basmalah) karena dzikir yang sunyi seperti Tahlil (membaca Laa Ilaaha Illalloh).

 وقال الشيخ عميرة والبال أيضا القلب كأن الامر لشرفه وعظمه ملك قلب صاحبه لاشتغاله به

Dan berkata Syekh 'Amiroh : Dan adapun artinya lafadz ALBAALU (yang artinya kemuliaan) itu juga adalah Hati yang seakan-akan bahwa perkara pada kemuliaannya dan kebesarannya perkara itu adalah menguasainya akan hati yang mempunyainya karena ia menyibukan dengannya.
وفى قوله فيه للسببية على قياس قوله صلى الله عليه وسلم دخلت امرأة النار فى هرة أى بسببها حبستها 

Dan pada makna sabda Nabi SAW pada didalamnya itu untuk sababiyah atas qiyas:
TELAH MASUK SEORANG PEREMPUAN KE DALAM NERAKA DI SEBABKAN KUCING Ay maksudnya dengan sebab kucing (yaitu bukan diartikan dalam kucing) Wahh...harus blajar nahwu nya nih hehee...karena makna fii ini adalah makna sababiyah. Yaitu jelasnya perempuan ini telah masuk neraka karena sebab kucing yang dipenjara.

وهى امرأة من بنى اسراءيل والابتر مقطوع الذنب والاقطع من قطعت يداه أو احدا هما والاجزم بالذل المعجمة المقطوع اليد وقيل الذاهب الانامل*

Dan adapun dia adalah wanita dari bani israil. Dan adapun makna ABTAR DAN MAQTU'UDZANBI WAL IQTHO'U adalah orang yang terputus tangannya atau salah satu dari ke2 tangannya.
Dan makna AJDZAMU (sakit kusta) Adalah dengan Huruf Dzal yang diberi titik maksudnya Yang diputus tangannya, dan dikatakan maksudnya adalah Hilang Ujung2 jarinya. (Adzaahibul Anaamili)

----------------------------------------------------------------------

Pertanyaan :

ane bingung dengan perumpamaan ini: دخلت امرأة النار فى هرة أى بسببها حبستها.. lanjut aja deh.. hehe

Jawab :

Ga perlu bingung akmal...
Karena lafadz FII HURROTI Itu maknanya BI SABABI HURROH Artinya menjadi : Dengan sebab kucing yang ditahan (karena disiksa tidak diberi makan dll) jadi inilah yang menyebabkan perempuan ini masuk neraka dengan sebab demikian. Makanya ane katakan harus belajar ilmu nahwu juga tuk menjelaskan hadist diatas. Jadi Makna lafadz FII itu maknanya Sebab bukan Makna "di atau di dalam"

Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 6 April 2012


http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/395409727150732/

KASYIFATUS AS-SAJA (2)

**قال المصنف رحمه الله تعالى(بسم الله الرحمن الرحيم) أى بكل اسم من أسماء الذات الأ على الموصوف بكمال الأفعال أو بارادة ذلك أؤلف متبركا أو مستعينا فسره بذلك شيخنا أحمد الدمياطى فى حاشيته على أصول فقه* ابتدأ المصنف كتابه بالبسملة اقتداء بالكتاب العزيز فى ابدائه بها أى فى اللوح المحفوظ أو بعد جمعه وترتيبه فى المصحف و أما ما روى أن أول ما كتبه القلم أنا التواب و أنا أتوب على من تاب فهو فى ساق العرش* وامتثالا و اطاعة لأمره صلى الله عليه وسلم فى قوله ان أول ما كتبه القلم بسم الله الرحمن الرحيم فاذا كتبتم كتابا فاكتبوها أوله وهى مفتاح كل كتاب أنزل ولما على جبريل بها أعادها ثلاثا وقال هى لك ولأمتك فمرهم لايدعو ما فى شئ من أمورهم فانى لم أدعها طرفة عين منذ نزلت على ابيك أدم عليه السلام وكذا الملائكة*

Terjemah kajian :

قال المصنف رحمه الله تعالى(بسم الله الرحمن الرحيم) أى بكل اسم من أسماء الذات الأ على الموصوف بكمال الأفعال أو بارادة ذلك

Telah berkata kyai Mushonif (Yaitu Pengarang) semoga Alloh Ta'aala menyayanginya dengan Bismillahir Rohmanir Rohiim (Dengan Nama Alloh yang Maha pengasih didunia lagi Maha penyayang) Ay : jelasnya lafadz bismilah itu adalah dari setiap dzat nama2 Alloh yang paling tinggi yang disifati dngn kesempurnaan lagi perbuatan atau dengan irodah (ketentuan) demikian.

 أؤلف متبركا أو مستعينا فسره بذلك شيخنا أحمد الدمياطى فى حاشيته على أصول فقه*

aku mengarang karena mengharapkan keberkahan dan pertolongan.
Syehkhuna Ahmadu Dimiyathi fii Hasyiati 'alaa Ushuwlil Fiqh.
(Mengharapkan keberkahan dan pertolongan) akan yang mentafsirkannya oleh Syekh Ahmad Dimiyathi di dalam kumpulan atas dasar ilmu fiqh)

ابتدأ المصنف كتابه بالبسملة اقتداء بالكتاب العزيز فى ابدائه بها أى فى اللوح المحفوظ أو بعد جمعه وترتيبه فى المصحف

Telah memulai kyai mushonif (Pengarang) akan kitabnya (yang bernama Kasyifatus Saja) dengan lafadz BASMALAH karena mengikuti dengan kitab yang mulia (Yaitu Alqur'an) pada permulaan kitab dengan lafadz BASMALAH, Ay : jelasnya di lawhul mahfuz atau setelah mengumpulkannya dan menertibkannya di dalam mushaf.

 و أما ما روى أن أول ما كتبه القلم أنا التواب و أنا أتوب على من تاب فهو فى ساق العرش* وامتثالا و اطاعة لأمره صلى الله عليه وسلم فى قوله ان أول ما كتبه القلم بسم الله الرحمن الرحيم

Adapun sesuatu hadist yang telah diriwayatkan, Sesungguhnya awal sesuatu (kalimat) yang telah ditulis di Qolam itu adalah Aku Adalah Yang Maha penerima tobat dan Aku menerima Tobat atas orang (hamba) yang bertobat, Maka adapun kalimah itu di berada di tiang Arsy.
Dan karena menunaikan dan mentaati kepada perintahnya Nabi Muhammad Shollallohu 'Alayhi Wa Sallam didalam sabdanya : Awalnya Sesuatu yang tertulisnya Qolam adalah Bismillahirrohmanir Rohiim.

فاذا كتبتم كتابا فاكتبوها أوله وهى مفتاح كل كتاب أنزل ولما على جبريل بها أعادها ثلاثا وقال هى لك ولأمتك فمرهم لايدعو ما فى شئ من أمورهم 

Apabila kamu sekalian menulis akan Kitab Maka tulislah olehmu akan Lafadz Basmalah di awalnya kitab. Dan adapun Ia lafadz Basmalah itu adalah Pembuka pada setiap suatu kitab yang diturunkan. Dan tatkala turun Malaikat Jibril atas diriku dengan membawa Basmalah Maka Ia (Jibril) mengulanginya sampai tiga kali.  Dan berkata Ia (Jibril) : Adapun Dia (basmalah) itu untuk Engkau (Nabi Muhammad SAW) dan Ummat Engkau, Maka Itulah perintahlah Olehmu akan mereka agar jangan meninggalkan (basmalah) pada sesuatu dari setiap perkara2 mereka.

Jadi bila kita sesuaikan atas kajian sebelumnya maka sesuai dengan kata Akhy Diri berdiri dan Muhammad Badri Segala bentuk kebaikan yang hatinya tidak tersambung akan ALLAH adalah tertolak...
Dan salah satu jalan agar selalu trsambung pada ALLAH adalah ma'rifat akan Basmalah...
Tentunya salah satu jalan agar dapat ma'rifat pada Basmalah ialah dengan sering sering membaca Basmalah itu sendiri...
So.,mulailah mengamalkan basmalah tiap waktu,maka ALLAH SWT akan memberikan kita ilmu yang tidak pernah kita ketahui..

Barakallahu, Kalau belum jelas tentang basmalah...Liat aja status sebelumnya...hehehee...

فانى لم أدعها طرفة عين منذ نزلت على ابيك أدم عليه السلام وكذا الملائكة

Maka Sesungguhnya diriku tidaklah meninggalkannya (Bismillah) sekejap matapun dari semenjak di turunkannya atas bapak Engkau yaitu Adam 'Alaihis Salaam...Demikian pula Para Malaikat. Wallohu'alam....


Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 5 April 2012


http://www.facebook.com/groups/KAUMSARUNGAN/doc/395408380484200/

ikuti juga
http://adesania.blogspot.com/