As-Samhudi dalam Wafa’ al-Wafa mengutip dari al-Imam al-Hafizh Ibn
Hajar al-‘Asqalani, bahwa beliau berkata:
اِسْتَنْبَطَ بَعْضُهُمْ مِنْ مَشْرُوْعِيَّةِ تَقْبِيْلِ الْحَجَرِ الأَسْوَدِ جَوَازَ تَقْبِيْلِ كُلِّ مَنْ يَسْتَحِقُّ التَّعْ... ظِيْمَ مِنْ ءَادَمِيٍّ وَغَيْرِهِ، فَأَمَّا تَقْبِيْلُ يَدِ الآدَمِيِّ فَسَبَقَ فِيْ الأَدَبِ، وَأَمَّا غَيْرُهُ فَنُقِلَ عَنْ أَحْمَدَ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ تَقْبِيْلِ مِنْبَرِ النَّبِيِّ وَقَبْرِهِ فَلَمْ يَرَ بِهِ بَأْسًا، وَاسْتَبْعَدَ بَعْضُ أَتْبَاعِهِ صِحَّتَهُ عَنْهُ وَنُقِلَ عَنْ ابْنِ أَبِيْ الصَّيْفِ اليَمَانِيِّ أَحَدِ عُلَمَاءِ مَكَّةَ مِنَ الشَّافِعِيَّةِ جَوَازُ تَقْبِيْلِ الْمُصْحَفِ وَأَجْزَاءِ الْحَدِيْثِ وَقُبُوْرِ الصَّالِحِيْنَ، وَنَقَلَ الطَّيِّبُ النَّاشِرِيُّ عَنْ الْمُحِبِّ الطَّبَرِيِّ أَنَّهُ يَجُوْزُ تَقْبِيْلُ الْقَبْرِ وَمسُّهُ قَالَ: وَعَلَيْهِ عَمَلُ العُلَمَاءِ الصَّالِحِيْنَ..
“Al-Hafizh Ibn Hajar mengatakan- bahwa sebagian ulama mengambil
dalil dari disyari'atkannya mencium hajar aswad, kebolehan mencium setiap yang
berhak untuk diagungkan; baik manusia atau lainnya, -dalil- tentang mencium
tangan manusia telah dibahas dalam bab Adab, sedangkan tentang mencium selain
manusia, telah dinukil dari Ahmad ibn Hanbal bahwa beliau ditanya tentang
mencium mimbar Rasulullah dan kuburan Rasulullah, lalu beliau membolehkannya,
walaupun sebagian pengikutnya meragukan kebenaran nukilan dari Ahmad ini.
Dinukil pula dari Ibn Abi ash-Shaif al-Yamani, -salah seorang ulama madzhab
Syafi'i di Makkah-, tentang kebolehan mencium Mushaf, buku-buku hadits dan
makam orang saleh. Kemudian pula Ath-Thayyib an-Nasyiri menukil dari al-Muhibb
ath-Thabari bahwa boleh mencium kuburan dan menyentuhnya, dan dia berkata: Ini
adalah amaliah para ulama saleh” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar